Cara Beradaptasi dengan Kehidupan Baru Usai Menikah
Foto: shutterstock

PASANGAN.id – Memasuki kehidupan pernikahan merupakan salah satu titik krusial dalam fase hidup seseorang. Anda perlu dengan sekuat tenaga untuk beradaptasi dengan kehidupan serba baru bersama pasangan Anda usai menikah.

Tinggal bersama pasangan mungkin akan membuat Anda kaget atas perilaku pasangan yang belum tampak selama masa pacaran.

Setiap orang mempunyai kebiasaan di rumah yang berbeda dan bisa saja Anda tak bisa menerima kebiasaan pasangan serta mempunyai sudut pandang yang tidak sama.

Kalau itu terjadi dengan Anda dan pasangan yang baru saja menikah. Mungkin Anda mencoba solusi yang diberikan oleh psikolog Gita Aulia Nurani M.,Psi. Berikut penjelasannya:

1. Tujuan menikah belum disepakati bersama

Sebelum menikah, seharusnya Anda dan pasangan sudah membuat kesepakatan oleh dua belah pihak agar tidak terjadi masalah.

Poin ini seringkali tidak dianggap serius oleh pasangan, padahal ini penting dilakukan untuk meminimalisir konflik. Ketika keduanya sudah mempunyai tujuan yang sama, maka masalah dapat terhindarkan.

2. Proses peralihan status

Setelah merasakan masa single, Anda harus siap dengan status suami-istri. Merasa siap dalam artian memiliki kematangan emosi serta bisa bersikap tenang terlebih dahulu.

Ketika Anda melihat kebiasaan pasangan yang mengganggu, coba bicarakanlah secara baik-baik, bukan dengan protes keras atau bahkan menyindir.

3. Perbedaan ekspektasi dan kenyataan

Sebelum menikah, ekspektasi individu terhadap pasangan dan fase pernikahan biasanya cukup indah. Tetapi ketika tinggal berdua, mulai muncul perbedaan-perbedaan di luar harapan.

Perlu diingat kembali bahwa tidak ada pasangan yang sempurna. Diri kita sendiri belum tentu memiliki nilai 100 di mata pasangan.

Saling menyesuaikan diri dan berdamai dengan ekspektasi sangat diperlukan pada fase itu. Pahami bahwa pasangan juga sedang berusaha keras dan butuh kerjasama dari Anda untuk proses adaptasi di masa awal pernikahan agar berjalan mulus.

4. Kurang terbuka satu sama lain

Terkadang ada seseorang yang terbiasa atau memiliki kepribadian yang memendam perasaan. Nah, saat mengarungi kehidupan rumah tangga sifat itu harus dihilangkan.

Maka perlu kemauan dan kesadaran pasangan untuk menghilangkan sifat tertutup demi keharmonisan rumah tangga.

Menikah bukan proses akhir, justru menikah merupakan proses belajar dan mengenal pasangan seumur hidup. Jadi, ketika tidak saling terbuka maka masalah akan mengendap dan berpotensi meledak suatu waktu.

5. Ada orang ketiga

Biasanya penyebab masalah awal pengantin baru adalah mertua. Hal ini perlu dibicarakan hati-hati karena menyangkut orang tua pasangan.

Kita tidak bisa memilih orang tua, sehingga mertua merupakan paket khusus yang hadir dalam kehidupan ketika kita menikah.

Pada umumnya, mertua sering kali memberikan masukan dan pandangan pribadinya karena merasa lebih berpengalaman.

Kalau sudah ada orang ketiga seperti mertua, terapkan ‘saringan’ rumah tangga dan berkomitmen penuh dengan pasangan.

Sehingga, suami-istri bisa ‘menyaring’ dan menyepakati masukan dan kata-kata orang tua seperti apa yang bisa diterima dan tidak.

Artikel SebelumnyaCara Menjaga Komunikasi dengan Pasangan Saat Sibuk Kerja
Artikel Berikutnya5 Hal Ini Menjadi Bukti Pacar Anda Setia