PASANGAN.id – Patah hati itu bisa dirasakan oleh siapa saja, apalagi jika sudah berkenalan dengan masa pacaran atau berhubungan dengan lawan jenis. Anda pasti sangat memahami apa yang akan dirasakan jika berhadapan dengan persoalan ini. Kecewa, sedih, hingga nafsu makan sampai hilang dibuatnya.
Sebagai orang tua, penting sekali untuk menyadari betapa kehadiran kita dalam berbagai situasi yang dihadapi anak-anak sangat diperlukan. Terutama saat mereka sedang galau akibat putus cinta atau patah hati karena masalah lain dalam kehidupannya.
Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang bagaimana cara menghadapi anak-anak kita yang sedang patah hati agar mereka bisa keluar dari persoalan hingga bisa kembali menjalankan aktifitas seperti biasa.
Bagi beberapa orangtua, masalah patah hati pada anak usia remaja mungkin dianggap tidak telalu penting mengingat pada fase itu mereka hanya mengenal pacaran yang hubungannya tidak lebih jauh dari sekadar teman dekat biasa.
Namun, harus disadari bahwa terlepas dari bagaimanapun cara anak kita berpacaran, mendampingi mereka saat sedang terpuruk akan sangat berarti agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebab, meskipun hubungan yang mereka bangun hanya sebatas cinta monyet yang belum bertanggungjawab penuh terhadap komitmen, mereka juga akan berada pada fase patah hati.
Saat anak Anda patah hati, jangan sampai kebingungan bagaimana cara mengatasinya. Untuk orangtua yang mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah ini berikut anjuran dari psikolog Personal Growth, Kantiana Taslim untuk Anda.
Terimalah perasaan anak
Saat mengetahui anak sedang patah hati akibat putus dari pacarnya, hal pertama yang bisa dilakukan adalah menerima perasaan anak. Perlu diingat kalau katah hati anak sama seperti orang dewasa ketika putus cinta.
Pasti anak juga memiliki perasaan sedih, marah atau tidak terima kalau hubungannya sudah berakhir.
Perasaan-perasaan yang terjadi pada anak itu normal, maka dari itu saat anak membutuhkan seseorang di dekatnya. Sebagai orangtua sebaiknya membantu anak untuk bisa bangkit dari keterpurukan.
Jadilah teman untuk anak
Saat anak sedang patah hati, anak membutuhkan empati dari orangtua mereka selayaknya bercerita dengan teman. Beberapa anak berharap kalau orangtua mereka bisa juga menjadi teman untuknya.
Apalagi kalau sudah ada masalah seperti ini, anak cenderung membutuhkan teman untuk sekedar curhat. Pada kondisi ini, Anda harus bisa menjadi dan menyiapkan diri sebagai teman curhat anak agar mereka bisa lebih leluasa menceritakan masalah mereka kepada Anda.
Sampaikan pendapat hanya jika anak meminta
Seseorang yang sedang patah hati itu biasanya ingin didengar. Jadi, tidak ada salahnya dengarkan dulu cerita dari si anak dan usahakan tidak menyela pembicaraannya. Lalu sampaikan pendapat hanya jika anak memintanya.
Ketika diberi kesempatan untuk berpendapat, usahakan untuk tidak memihak pihak manapun. Bersikaplah netral tanpa menyudutkan kedua pihak dan berikan nasihat yang tentunya membangun karakter anak Anda.
Jauhkan anak dari Sosial Media
Anak zaman sekarang seolah sulit melepas gadget atau sosial media mereka. Apalagi kalau sudah galau pasti ujung-ujungnya buka sosial media dan berujung kepoin si mantan.
Keadaan seperti inilah yang membuat anak jadi sulit untuk move on. Sebagai orangtua, cobalah untuk mengajak anak melakukan kegiatan bersama.
Carilah kegiatan yang belum pernah dilakukan atau aktivitas menyenangkan. Tujuannya agar anak bisa melupakan kalau dirinya sedang patah hati.
Arahkan proses anak
Harus diakui, patah hati merupakan suatu proses dalam hidup yang pastinya bisa memberikan banyak pembelajaran kepada anak.
Meskipun begitu, ada baiknya sebagai orangtua bisa membimbing anak untuk menghadapi proses dan belajar dari pengalamannya. Anak yang di arah akan menganggap kalau orangtua mereka peduli terhadapnya.